Dulu, saya nggak pernah kepikiran untuk menulis novel, karena saya sudah merasa nyaman sebagai penulis cerpen. Saya udah cukup bangga saat cerpen-cerpen saya dimuat di majalah. Hal itu menjadi suatu kebanggaan terbesar untuk saya pribadi.
Saya malas bikin novel karena berbagai alasan : karena saya males mikir yang berat-berat, males bikin jalan cerita yang panjang, dan yang paling utama adalah, saya pernah mencoba membuat novel, tapi nggak pernah berhasil menyelesaikan sebuah novelpun. Mentok dijalan. Maka dari itu, saya nggak pernah berpikir untuk menulis yang namanya novel, walaupun dalam hati saya berharap, suatu hari saya bisa menerbitkan sebuah novel karya saya sendiri.
Dari dia, saya mulai punya keinginan buat menulis novel. Tapi seperti yang sudah-sudah, semangat saya langsung kendur saat saya kehilangan ide di tengah jalan. Entah sudah ada berapa novel yang saya tulis, tapi tidak terselesaikan. Huuuuffffhhhh... saya putus asa.
Saya sempat berpikir, jangan-jangan saya emang nggak bakat ya buat nulis Novel? Goblok banget kan kalau kamu punya sekitar lebih dari 5 novel yang kamu tulis, tapi tulisan itu nggak selesai semua, dan novel yang nggak jadi itu cuma jadi sampah di komputer kamu, karena kamu nggak berniat untuk melanjutkan lagi ceritanya sangking depresinya.
Tapi tampaknya Tuhan masih mengizinkan saya untuk berusaha. Ketika saya tengah putus asa dan berpikir betapa gobloknya saya, saya bertemu dengan seorang teman yang memberikan pencerahan dalam kehidupan saya. Orang itu adalah Alvi Syahrin. Waktu itu, dia baru aja ngeluarin novelnya yang berjudul Dilemma.
Saya minta tips-tipsnya deh supaya sukses membuat novel. Oh Tuhanku, ternyata alasan dari segala kegundahan saya dalam menulis novel itu karena saya nggak nulis outline sebelum nulis novel. Alvi sampe kasih tahu saya bagaimana cara bikin online. Oh Tuhan, Alvi bagai malaikat yang nyata untukku. Makasih ya, Vi, kamu udah banyak kasih ilmu ke aku.
Akhirnya saya coba-coba bikin outline yang TERNYATA SANGAT RIBET. Setelah outline jadi-pun kadang saya masih kesulitan menyelesaikan novel karena harus mengolah kata-kata yang pas untuk membuat cerita yang baik. Ough, ini merupakan sebuah penderitaan buat saya. Selama ini, saya bikin cerpen yang genrenya komedi, so, saya nggak perlu berkata-kata manis sepanjang membuat cerpen, tapi tidak untuk di novel. Saya harus banyak belajar dari novel-novel orang lain yang saya beli, agar saya dapat konsep cerita yang saya ingin, tapi sesuai dengan jalurnya.
Dan saya pun bersorak sangat gembira saat sebuah novel saya selesai dengan sukses dalam waktu sekitar 1 bulan. judulnya sementaranya DUA HATI. Cerita tentang cinta segitiga.
Kepuasan yang dapat saat membuat cerita ini adalah saya bisa menceritakan orang-orang yang saya suka dalam kehidupan nyata saya. Satu tentang mantan kekasih saya, yang kedua tentang cowok yang pernah saya suka, tapi nggak kesampean.
Kepuasan lainnya adalah saya bisa menceritakan profesi saya sebagai Terapis anak Berkebutuhan Khusus di novel ini.
Tapi sayang, setelah saya edit-edit, saya merasa nggak puas sama cara bercerita saya dan akhirnya novel ini kembali terbengkalai. Yeah, sangat menyebalkan.
Saya nggak jadi kirim tu Novel ke penerbit. Dan saya bikin novel baru lagi. Kali ini judulnya Kepak Sayap Cinta. Saat itu saya nggak sesemangat saat membuat naskah novel DUA HATI. dalam pikiran saya, bisa selesai syukur, kalau nggak, ya nasib itu namanya. Hahaha.
Sampai kemudian saya kenal seorang cewek bernama Orina Fazrina. Dia cewek yang sangat kreatif yang pernah saya kenal. Novelnya sudah banyak yang terbit.
Dan secara nggak langsung, Orina memberi saya semangat untuk segera menyelesaikan novel saya dan segera mengirimkannya ke penerbit.
Semangat itu berhasil membuat saya kembali menyelesaikan novel. Kali ini tentang seorang wanita yang mengharapkan seorang cowok, sampe2 cewek ini nggak sadar kalau ada cowok lain yang sangat tulus mencintainya, bahkan sampai si cewek itu tidak bisa melihat dunia lagi.
Walaupun belum terlalu puas dengan hasilnya, dengan gagah berani saya kirim naskah itu ke penerbit lengkap dengan persyaratan yang telah ditentukan. Saya berdebar-debar menanti hasilnya sampai hari ini. Saya nggak berharap banyak sih, palingan juga karya saya itu dibalikin lagi ke saya. Tapi, suatu kebanggaan buat saya karena saya sudah berusaha untuk mewujudkan cita-cita saya untuk bisa menerbitkan sebuah karya saya, walaupun entah kapan bisa terwujudnya.
Sambil menunggu keputusan, saya bikin novel lagi. kali ini saya mau mencoba untuk jadi diri sendiri dengan membuat novel komedi. Judul Sementaranya Pria Kesepian. Kisahnya tentang seorang cowok bloon yang berjuang mencari kebahagiaan dan cinta.
Beberapa kisah konyol si tokoh utama merupakan kisah pribadi yang pernah saya alamin.
Saya cukup semangat untuk buru-buru menyelesaikan naskah ini dan ingin segera saya kirim ke penerbit. Ini adalah novel ter-enjoy yang saya pernah buat karena di sini saya nggak perlu membuat kata-kata yang manis dan puitis. Semua kekonyolan yang ada dalam otak saya bisa langsung saya muntahin. tapi yaaah, karena saya hanya punya sedikit waktu, saya belum bisa segera menyelesaikannya.
Mohon doakan saya ya Teman-teman semoga saya bisa segera menyusul kawan-kawan saya yang lebih dahulu meraih impiannya.... Ganbatte, Ana! ^^