Ohayo.... Konichiwa... Konbanwa....!

Senin, 17 Juni 2013

GIO Master Chef Indonesia Season 3 TERELIMINASI!

Saat saya nonton acara MasterChef  Indonesia hari Sabtu tanggal 15 Juni 20013, itu menjadi sebuah mimpi paling buruk buat saya. Bayangkan aja,ternyata hari  ini adalah kali terakhir saya bisa melihat siganteng GIO memasak di Galeri Master Chef karena GIO TERELIMINASI di episode kali ini!


Sebenarnya tanda-tanda Gio bakal teriliminasi itu udah kerasa sejak awal-awal acara. Dimulai dari Gio yang tidak berhasil menyelesaikan tantangan pertama, yaitu Duplication Test makanan Korea, Gak tanggung-tanggung, makanan yang harus di duplikasi ada 5 macem.

Gio hampir saja tereliminasi detik itu juga, tapi para Chef Juri masih memberi kesempatan untuk Gio kembali berjuang di Gallery Master Chef untuk yang terakhir kali, begitu kata Chef Arnold. Berjuang untuk yang terakhir kali? Maksudnya hari ini Gio bakal tereliminasi githu?
.

Di tantangan kedua, yaitu Team Challenge dimana Gio menjadi Kapten bersama Bryan dan Tya. Eh, ada bintang tamu juga dari Girl Band Princess yang membantu para tim untuk memasak. Kehadiran para personel Princess ini nyatanya cukup ampuh untuk membuat Gio jadi bersemangat.


Terbukti, masakan buatan Gio paling enak. Sebenarnya, komentar masakan untuk Tim Gio nggak jelek-jelek amat, tapi entah kenapa kok Tim Gio malah masuk dalam Pressure test. Yah, udah tambah yakin aja deh kalau Gio bakal dipulangkan hari ini.(udah kayak dikonsep banget kalau Gio harus pulang hari ini)

Dibabak Pressure Test, para kontestan menduplikasi makanan Korean candied Sweet Potatoes dan Gio sempat kepotong pisau tangannya. Oh... tidaaaaak!!!!!


Cara kerja Gio juga dinilai paling lambat diantara kontestan laiinya. Mungkin pengaruh tangan kepotong juga ya? Tapi untungnya, Gio berhasil menyelesaikan masakan tepat pada waktunya.

Penilaian dari ketiga juri terhadap masakan Gio sangat tidak menyenangkan, negatif semua.Makin yakin aja deh kalau Gio bakal pulang hari ini.


Dan benar aja githu, pada akhirnya Gio tereliminasi! Apron yang selama ini dipakainya untuk memasak harus ditanggalkan. Semua kontestan pada sedih pas tahu Gio tereliminasi, karena mereka pada ngira kalau yang tereliminasi itu Bryan, bukan Gio.

Selamat tinggal Gio! Jangan pernah berhenti masak ya!!!!

Sabtu, 15 Juni 2013

Mari Kita Bikin Novel!!!

Dulu, saya nggak pernah kepikiran untuk menulis novel, karena saya sudah merasa nyaman sebagai penulis cerpen. Saya udah cukup bangga saat cerpen-cerpen saya dimuat di majalah. Hal itu menjadi suatu kebanggaan terbesar untuk saya pribadi.

Saya malas bikin novel karena berbagai alasan : karena saya males mikir yang berat-berat, males bikin jalan cerita yang panjang, dan yang paling utama adalah, saya pernah mencoba membuat novel, tapi nggak pernah berhasil menyelesaikan sebuah novelpun. Mentok dijalan. Maka dari itu, saya nggak pernah berpikir untuk menulis yang namanya novel, walaupun dalam hati saya berharap, suatu hari saya bisa menerbitkan sebuah novel karya saya sendiri.

Tapi.... pemikiran saya akhirnya terpatahkan ketika sahabat pena yang telah lama tidak saya ketahui kabarnya, tiba-tiba datang membawa berita kalau dia sudah mengeluarkan sebuah novel dari karya fantasinya yang berjudul Crush. Orang itu adalah Meutia Halida Khairani. Bukunya pernah saya review di sini http://triana-fibrianty.blogspot.com/2012/02/crush-meutia-halida-khairani.html


Dari dia, saya mulai punya keinginan buat menulis novel. Tapi seperti yang sudah-sudah, semangat saya langsung kendur saat saya kehilangan ide di tengah jalan. Entah sudah ada berapa novel yang saya tulis, tapi tidak terselesaikan. Huuuuffffhhhh... saya putus asa.

Saya sempat berpikir, jangan-jangan saya emang nggak bakat ya buat nulis Novel? Goblok banget kan kalau kamu punya sekitar lebih dari 5 novel yang kamu tulis, tapi tulisan itu nggak selesai semua, dan novel yang nggak jadi itu cuma jadi sampah di komputer kamu, karena kamu nggak berniat untuk melanjutkan lagi ceritanya sangking depresinya.

Tapi tampaknya Tuhan masih mengizinkan saya untuk berusaha. Ketika saya tengah putus asa dan berpikir betapa gobloknya saya, saya bertemu dengan seorang teman yang memberikan pencerahan dalam kehidupan saya. Orang itu adalah Alvi Syahrin. Waktu itu, dia baru aja ngeluarin novelnya yang berjudul Dilemma. 


Saya minta tips-tipsnya deh supaya sukses membuat novel. Oh Tuhanku, ternyata alasan dari segala kegundahan saya dalam menulis novel itu karena saya nggak nulis outline sebelum nulis novel. Alvi sampe kasih tahu saya bagaimana cara bikin online. Oh Tuhan, Alvi bagai malaikat yang nyata untukku. Makasih ya, Vi, kamu udah banyak kasih ilmu ke aku.

Akhirnya saya coba-coba bikin outline yang TERNYATA SANGAT RIBET. Setelah outline jadi-pun kadang saya masih kesulitan menyelesaikan novel karena harus mengolah kata-kata yang pas untuk membuat cerita yang baik. Ough, ini merupakan sebuah penderitaan buat saya. Selama ini, saya bikin cerpen yang genrenya komedi, so, saya nggak perlu berkata-kata manis sepanjang membuat cerpen, tapi tidak untuk di novel. Saya harus banyak belajar dari novel-novel orang lain yang saya beli, agar saya dapat konsep cerita yang saya ingin, tapi sesuai dengan jalurnya.

Dan saya pun bersorak sangat gembira saat sebuah novel saya selesai dengan sukses dalam waktu sekitar 1 bulan. judulnya sementaranya DUA HATI. Cerita tentang cinta segitiga.


Kepuasan yang dapat saat membuat cerita ini adalah saya bisa menceritakan orang-orang yang saya suka dalam kehidupan nyata saya. Satu tentang mantan kekasih saya, yang kedua tentang cowok yang pernah saya suka, tapi nggak kesampean.
Kepuasan lainnya adalah saya bisa menceritakan profesi saya sebagai Terapis anak Berkebutuhan Khusus di novel ini.

Tapi sayang, setelah saya edit-edit, saya merasa nggak puas sama cara bercerita saya dan akhirnya novel ini kembali terbengkalai. Yeah, sangat menyebalkan.

Saya nggak jadi kirim tu Novel ke penerbit. Dan saya bikin novel baru lagi. Kali ini judulnya Kepak Sayap Cinta. Saat itu saya nggak sesemangat saat membuat naskah novel DUA HATI. dalam pikiran saya, bisa selesai syukur, kalau nggak, ya nasib itu namanya. Hahaha.

Sampai kemudian saya kenal seorang cewek bernama Orina Fazrina. Dia cewek yang sangat kreatif yang pernah saya kenal. Novelnya sudah banyak yang terbit. 


Dan secara nggak langsung, Orina memberi saya semangat untuk segera menyelesaikan novel saya dan segera mengirimkannya ke penerbit.

Semangat itu berhasil membuat saya kembali menyelesaikan novel. Kali ini tentang seorang wanita yang mengharapkan seorang cowok, sampe2 cewek ini nggak sadar kalau ada cowok lain yang sangat tulus mencintainya, bahkan  sampai si cewek itu tidak bisa melihat dunia lagi.

Walaupun belum terlalu puas dengan hasilnya, dengan gagah berani saya kirim naskah itu ke penerbit lengkap dengan persyaratan yang telah ditentukan. Saya berdebar-debar menanti hasilnya sampai hari ini. Saya nggak berharap banyak sih, palingan juga karya saya itu dibalikin lagi ke saya. Tapi, suatu kebanggaan buat saya karena saya sudah berusaha untuk mewujudkan cita-cita saya untuk bisa menerbitkan sebuah karya saya, walaupun entah kapan bisa terwujudnya.

Sambil menunggu keputusan, saya bikin novel lagi. kali ini saya mau mencoba untuk jadi diri sendiri dengan membuat novel komedi. Judul Sementaranya Pria Kesepian. Kisahnya tentang seorang cowok bloon yang berjuang mencari kebahagiaan dan cinta.


Beberapa kisah konyol si tokoh utama merupakan kisah pribadi yang pernah saya alamin.

Saya cukup semangat untuk buru-buru menyelesaikan naskah ini dan ingin segera saya kirim ke penerbit. Ini adalah novel ter-enjoy yang saya pernah buat karena di sini saya nggak perlu membuat kata-kata yang manis dan puitis. Semua kekonyolan yang ada dalam otak saya bisa langsung saya muntahin. tapi yaaah, karena saya hanya punya sedikit waktu, saya belum bisa segera menyelesaikannya.

Mohon doakan saya ya Teman-teman semoga saya bisa segera menyusul kawan-kawan saya yang lebih dahulu meraih impiannya....  Ganbatte, Ana! ^^

Cerpen : Secret Admirer

Ada satu cerpen yang saya buat dengan penuh keyakinan dan penuh kegokilan, yakin pasti akan dimuat, tapi ternyata sampai sekarang, cerpen itu nggak pernah dimuat di majalah manapun, padahal cerpen itu saya kirim ke banyak Majalah, tapi nggak satu-pun redaksi majalah yang tertarik sama cerpen saya ini. Maka dari itu, daripada saya frustasi, mending saya upload di sini aja deh ceritanya.


Mudah-mudahan temen-temen pada suka ngebacanya. 

SECRET ADMIRER
Triana Fibrianty


Hari Selasa Minggu Pertama
CINTA
Cinta berjalan mengendap-endap menuju kelas 2.1 sambil menengok kanan-kiri untuk memastikan bahwa target yang dimaksud tidak sedang memperhatikannya atau melihat tingkah Cinta yang memang mirip banget sama seorang detektif yang tengah menyelidiki sesuatu atau bisa juga mirip sama maling yang mau melakukan tindakan kriminal!
Di tangan kanan Cinta sudah tergenggam sebuah boks makanan warna hijau daun bermotif hati yang ditutupnya tertulis kata-kata “SELAMAT MENIKMATI” dan di tangan sebelah kiri Cinta tergenggam sekaleng susu cokelat yang segera akan diberikan pada pujaan hatinya secara diam-diam.
Setelah merasa situasi aman terkendali, Cinta segera masuk ke dalam kelas, dan berjalan menuju meja sang pujaan hati. Meja itu terletak di bagian paling depan pojok dekat pintu kelas. Cinta segera meletakkan makanan dan minuman yang dibawanya di meja tersebut. Kemudian sambil berdebar-debar cinta duduk di tempat yang biasanya di duduki oleh sang pujaan hati. Ritual wajib pun dilaksanakan. Dengan penuh perasaan, Cinta kemudian menciumi meja sang pujaan hati. “I love you…” ucapnya sambil terus menciumi meja tersebut.
“Heh, stress, pelajaran olahraga kelas 2.1 sudah mau selesai tuh. Buruan lo keluar, nanti kalau lo sampai ketahuan Rangga, bisa mampus lo!” seru Nesta, sahabat Cinta, yang tiba-tiba muncul.
“Nesta! Lo ngagetin saja sih? Nggak bisa lihat orang lagi senang apa? Lagian kok lo tahu gue ada di sini? Gue kan ke sini nggak ajak-ajak lo!”  sahut Cinta.
“Ya tahu lah, ini kan ritual wajib lo! Tiap hari selasa jam 10 teng, lo pasti ke sini, ngasih sesajen buat Rangga yang capek abis olahraga, iya kan?”
“Sialan lo, lo pikir Rangga setan apa dikasih sesajen?”
Whatever lah… yang penting sekarang kita harus pergi dari sini, tuh lihat, anak-anak sudah pada mulai beresin bola, sebentar lagi pasti mereka pada ke sini!” Nesta jadi panik sendiri.
“Iya, iya, iya, gue juga nggak mau sampai jati diri gue terbongkar, gue malu!”
Cinta dan Nesta langsung ngibrit dari kelas itu. Selamet, selamet!
***
RANGGA
“Busyeeet, penggemar lo masih setia aja nih ngirimin makanan buat lo, Ngga!” ledek Arief, teman sebangku Rangga, yang melihat makanan dan minuman terhidang rapi di meja Rangga.
“Siapa sih, Ngga, yang naksir sama lo sampai segitunya? Tiap minggu tu cewek kirimin makanan, dan itu tuh makanan favorit lo semua. Kayaknya tu cewek tahu banget tentang elo!” Idam, yang duduk tepat di belakang Rangga, ikut-ikutan komentar.
“Kira-kira siapa ya yang melakukan ini semua?” sahut Rangga dengan ekspresi wajah bingung.
“Sudahlah, nggak usah dipikirin, daripada bingung, mending kita santap saja tu makanan, mudah-mudahan hari ini ada menu udang goreng tepung kesukaan gue kayak minggu kemaren.” Arief meraih boks makanan milik Rangga, namun dengan cepat Rangga memukul tangan Arief.
“Eits, ni makanan kan punya gue, jadi yang buka harus gue duluan, yang makan juga gue duluan, elo mah sisanya saja!”
“Memangnya gue kucing dikasih makanan sisa?” kata Arief sambil monyong-monyongin bibirnya yang memang rada monyong dari sononya.
“Ngga, lo nggak penasaran sama cewek itu? Kayaknya tu cewek ngefans berat deh sama elo?” kata Idam yang ternyata masih penasaran.
“Masa sih? Memang gue artis ya sampai ada fansnya? Tapi sumpah deh, ni makanan enak banget, untung nggak ada udang goreng tepungnya, jadi makan gue hari ini nggak diganggu sama Arief kupret. Lagian tu cewek kok bisa tahu ya kalau gue paling suka spaghetti yang banyak jamurnya?” oceh Rangga sambil menikmati Spagetti pemberian cewek misterius itu.
“Idih, tu cewek kok bikin spaghetti sih, gue kan nggak doyan?” celetuk Arief dengan nada manja.
“Dasar anak desa lo… spaghetti saja nggak doyan. Nggak gaul, katro, norak, nggak bercita rasa tinggi!” Rangga meledek Arief  habis-habisan.
“Ngga, gue serius nih, gimana kalau kita selidikin siapa cewek itu?” Jiwa detektif Idam mulai tergelitik untuk mencari tahu siapa cewek misterius itu.
“Cewek yang mana?”
“Yeee… Oon… cewek yang ngefans sama elo lah, memang lo nggak pengin tahu dia itu siapa?”
“Tapi gimana caranya? Kan tu orang datangnya kalau kita lagi olahraga, masa kita kudu jagain kelas mulu, bisa dicincang-cincang kita sama pak Soni yang killer itu.”
“Tenang deh, itu urusan gue. Lo lihat saja, minggu besok, pasti akan ketahuan siapa pelakunya.”
***
Hari Selasa Minggu Kedua
CINTA
Hari ini kelas Cinta ada kuis yang pertanyaannya sangat sulit untuk dijawab, makanya daritadi Cinta diam saja, nulis nggak, mikir nggak, apalagi jawab, nggak sama sekali.
“Aduuuh, gimana gue bisa keluar kelas coba kalau begini, gue kan harus nganterin makanan buat Rangga, hari ini gue bikin Chicken Teriyaki kesukaannya, sayang kan kalau nggak gue antar. Ugh… kenapa sih ni kuis susah banget, mana gue nggak belajar, abis semalam gue keingetan Rangga mulu, trus subuh-subuh gue masak, jadi nggak sempat belajar deh,” bisik Cinta pada Nesta yang sama-sama nggak bisa jawab kuis.
“Gue kirain lo belajar buat hari ini, makanya semalam gue malah jalan sama cowok gue. Trus sekarang kita harus gimana nih? Belum ada satu soalpun yang berhasil kita jawab!”
“Mending lo nyontek di buku deh, daripada kita dapet Nol.”
“Idih, ogah banget gue disuruh nyontek... dalam kamus hidup gue, gue nggak pernah nyontek tuh, gue anti sama yang namanya nyontek, dosa tahu, Ta.” Nesta berceramah.
“Iya, gue tahu, tapi sekarang kita harus gimana?”
“Oke, waktu kalian sudah habis, dalam waktu satu menit, kumpulkan kertas kalian, cepat!” seru pak Andi, guru Sosiologi, yang seolah nggak mau mengerti penderitaan dua cewek yang belum mampu menjawab satu soalpun.
***
RANGGA
“Ngga, Ngga, Ngga!” seru Idam sambil terengah-engah.
“Eh, lo ditawarin apaan sih, Dam, sampai ngotot banget bilang NGGAK?” sahut Rangga kebingungan.
“Bloon, gue tuh manggil elo tauk. Tuh, lihat deh di sana!”
“Lihat apaan? Lihat kebunku penuh dengan bunga?”
“Heh, gue serius nih! Di depan kelas, gue lihat ada cewek yang gerak-geriknya mencurigakan dan gue yakin tu cewek adalah orang yang ngefans sama elo itu!”
“Masa? Mana? Yang mana orangnya?” Rangga tampak semangat.
“Ayo kita pergokin tu cewek!” Idam langsung menarik tangan Rangga dan Rangga spontan narik tangan Arief  yang saat itu lagi mau nge-shot bola ke keranjang basket.
“Eh, apaan nih? Gue lagi main basket, kenapa tiba-tiba gue ditarik gini?” omel Arief nggak terima.
“Diem deh lo, ikut kita saja!” komen Rangga.
Setelah memastikan arah tu cewek menuju ke meja depan paling pojok dekat pintu, Idam langsung muncul di hadapan cewek itu.
“Jadi ternyata elo Secret Admirernya Rangga?” Suara Idam bikin cewek itu kaget dan ketakutan.
“Haaa? Bunga?” seru Arief kaget.
“Lo kenal dia, bro?” tanya Rangga dan Idam barengan.
“Eeem… nggak tahu ah!” Arief langsung kabur tanpa sebab yang jelas.
“Kenapa tu anak? Kebelet pipis kali ya?” kata Rangga cuek.
“Oke, gue tanya sekali lagi ya, benar, lo Secret Admirernya Rangga?” tanya Idam pada cewek yang bernama Bunga itu.
“Bu… bu… bu… kan, sumpah bukan!” jawab Bunga gugup.
“Halah, ketahuan banget lo bohongnya!”
“Sudahlah, Dam, biarin kalau dia nggak mau ngaku, gue juga nggak mau sama cewek yang suka ngiler.” Wajah Rangga tampang nggak berminat sama cewek secantik Bunga.
“Haaa… ngiler? Memang lo kenal sama Bunga? Kok sampai tahu kalau dia suka ngiler?”
“Lho, kan lo yang bilang sendiri. Lo bilang ngiler kan tadi?”
“Amit-amit cabang bayi tujuh turunan. Kok lo jadi manusia lemot amat sih. Dasar pentium bobrok lo. Tadi itu gue bilang Secret Admirer. Itu bahasa inggris, kalau di bahasa Indonesia-in, artinya pengagum rahasia. Ngerti nggak lo?”
“Oh githu… sory deh kalau gue salah dengar. Ohya, Bung…” Rangga mau bicara serius sama Bunga, orang yang diduga sebagai Secret admirer-nya selama ini.
“Taelah… manggilnya bang bung bang bung, lo pikir ni cewek bung Karno?”
“Ah bawel lo kayak cewek. Begini lho, Nga…”
“Awas kelebaran mangapnya, ntar kemasukan tawon baru tahu rasa lo!”
“Heh, lo kenapa sih ngeledekin gue saja dari tadi? Gue mau ngomong serius nih sama Mirer gue! Mending lo beliin gue makanan gih ke Timor Leste!”
“Buseeet dah, beli makanannya jauh amat sampai ke luar negeri!”
“Tauk ah, memang gue pikirin! Oke, Bunga, sebelumnya saya mau terimakasih banget selama ini kamu selalu kirimin makanan buat saya, saya merasa sangat tersanjung ada seorang cewek cantik yang diam-diam suka sama saya. Tapi kok sekarang bawa kado, bukannya bawa makanan, memang hari ini gue ulang tahun? Lo salah sangka, Bung, yang ulang tahun itu Arief, bukan gue!”
“Aduh, maaf ya, kalian itu salah pengertian…” Bunga mencoba klarifikasi.
“Sudahlah, Bung, gue tahu lo bilang begitu karena lo takut gue tolak kan? Tenang saja deh, walaupun gue belum tahu apa-apa tentang lo, tapi gue tahu lo orang baik, makanya gue akan terima cinta lo! Mulai hari ini kita jadian ya, say!” kata Rangga sambil memeluk Bunga.
“Oh, so sweet. Gue mau kabarin ke orang-orang dulu ah kalau Rangga dan Bunga baru jadian.”
Idam lalu berlari-lari keluar kelas dan berteriak-teriak memberikan pengumuman bahwa Rangga dan Bunga baru aja jadian, tanpa mengetahui apa yang terjadi di dalam kelas antara Rangga dan Bunga.
***
CINTA
“Cinta… Cinta… gawat darurat nih!” Nesta memasuki kelas dengan teriakan histeris sehingga membuat Cinta ikutan panik.
“Ada apaan sih, Nes?”
“Lo nggak dengar tuh? Rangga baru aja jadian sama Bunga!”
“Apaaa? Sama Bunga? Bohong banget lo!”
“Yeee… dia nggak percaya! Tuh, si Idam teriak-teriak kayak Tarzan. Dia bilang Rangga baru saja jadian sama Bunga!”
“Lho? Bukannya dulu Bunga pernah cerita kalau dia itu suka sama Arief? Kok sekarang…” Cinta tampak shock. “Huh, sial banget sih gue, sudah kuis gue dapat nilai nol, eh sekarang gebetan gue direbut sama si Bunga Bangke! Awas saja kalau gue sampai ketemu Bunga, gue bikin perkedel dia!”
“Sabar, Ta, sabar, cowok di dunia ini kan masih banyak!”
“Iya, tapi cuma sama Rangga gue sudah rugi banyak. Rugi waktu, rugi tenaga, rugi pikiran, rugi dana, dan tadi gue sampai mengorbankan nilai kuis gue demi dia!”
“Yeee… itu sih maunya elo, bukan maunya Rangga.”
“Heh, kok lo malah ngebelain Rangga sih? Jangan-jangan sebenarnya lo naksir ya sama dia?”
Daripada berurusan sama orang yang lagi emosi, Nesta memilih untuk kabur dari hadapan Cinta.
***
RANGGA
“Bro, lo kenapa? Baru jadian kok bete amat?” kata Idam setelah capek berkoar-koar di lapangan.
“Gue ditampar sama Bunga, Dam, bukan cuma sekali, tapi gue ditampar bolak-balik sampai pipi gue jadi cubby gini.”
“Haaa… beneran lo, Bro? Memangnya kenapa? Bukannya dia itu Secret Admirer lo?”
“Salah orang, Dam. Dia tuh sukanya sama Arief, bukan sama gue, dia juga bilang nggak pernah kirimin gue makanan. Tuh, sekarang Bunga lagi sama Arief, dan gue dengar mereka baru saja jadian.”
“Pantas aja ya tadi sikap Arief aneh banget!”
“Bodo amat deh, gue nggak peduli sama Arief. Masalahnya, sekarang gue harus cari Mirer gue. Gue dendam banget sama dia, gara-gara dia sok misterius, gue jadi salah orang dan ditampar sama cewek, padahal seumur hidup gue, gue nggak pernah ditampar oleh siapapun, harga diri gue jatuh, Dam!”
“Gue minta maaf ya, Bro. gara-gara gue, lo jadi salah orang deh!”
“Ya… memang nasib gue lagi apes kali ya?” Rangga tampak lesu.
***
CINTA
“Mampus deh gue, Rangga dendam berat sama gue. Gimana nih? Padahal tadinya gue mau kasih Chicken Teriyaki ini ke Rangga, tapi kalau tahu kayak gini kondisinya, mending gue mundur saja deh, daripada gue ketahuan trus digebukin sama Rangga…” gumam Cinta yang kini sedang jongkok di depan kelas Rangga. Rupanya sedari tadi Cinta nguping omongan Rangga dan Idam. Tadinya sih Cinta senang banget ternyata Rangga gak jadian sama Bunga, “Tapi kalau ternyata dia dendam sama gue… duuuh, gak janji deh. Gue belum siap dimusuhin sama orang yang gue cintai,” lanjut Cinta.
“Hei, cewek, ngapain nongkrong di depan pintu? Pamali tauk, ntar jodohnya seret.”
“Mati gue… itu kan Idam…”
“Eh, kenapa lo? Sakit ya? Kok mukanya pucat banget?” Idam mendekati Cinta. Cinta mati-matian berusaha nutupin mukanya.
“Waduh, kayaknya gue gak asing sama boks hijau yang lo bawa ini deh. Oh iya, ini kan…”
“Gawat, Ketahuaaan…” Gak pakai nanti-nanti, Cinta langsung kabur sambil menutupi mukanya.
“Woy… Rangga… buruan keluar… ada boks hijau isi udang goreng tepung… eh… maksud gue ada Secret Admirer lo… buruan… dia kabur tuh!”
“Lo mau gue ditampar dua kali ya sama cewek? Lo senang kalau lihat gue menderita?” Perkataan Rangga terdengar sinis.
“Sumpah, Ngga, dia bawa boks hijau ada gambar lope-lopenya dan dia ketakutan waktu lijat gue!”
“Kalau memang dia ketakutan lihat lo, itu berarti tu cewek pernah dijahatin sama lo, kok jadi bawa-bawa gue? Jangan mentang-mentang kita sahabat, Bro, terus semua urusan lo jadi urusan gue juga. Gue gak mau yang kayak githu.”
“Ah, susah ngomong sama orang telmi kayak lo. Biar gue cari tu cewek!” Idam langsung ngibrit entah kemana.
“Sebenarnya yang punya Mirer siapa sih? Kok jadi dia yang semangat?” gumam Rangga heran.
***
RANGGA
“Ngga, ini nih orangnya. Tadi gue temuin ni cewek di kantin sambil bawa boks makanan dan minuman kaleng ini. Gue hebat kan bisa nemuin Secret Admirer lo? Idam githu loooh!”
“Tapi kenapa ni cewek mulutnya lo bekep?” tanya Rangga heran.
“Abis dia ngomong mulu, Bro, dia nggak mau ngaku, tapi gue yakin 100% kalau orang inilah yang tadi gue lihat di depan pintu kelas. Tuh, kuncirannya saja sama.”
Akhirnya Rangga kemakan sama omongan Idam yang begitu meyakinkan. Tanpa ragu-ragu, Rangga memeluk cewek yang diyakininya sebagai Secret Admirernya.
“Kenapa sih elo nggak jujur saja sama gue? Coba kalau dari dulu lo jujur, pasti dari kemarin-kemarin kita sudah jadian.”
“Siapa juga yang suka sama elo?” Cewek itu mendorong tubuh Rangga dan kemudian “PLAAAK” satu tamparan mendarat di pipi Rangga.
“Heh, dengar ya, gue ini bukan pemilik boks makanan ini, gue cuma dititipin sama Cinta, eh… kenapa tiba-tiba teman lo ini geret-geret gue tanpa konfirmasi?” omel cewek itu dengan penuh emosi.
“Jadi… kesimpulannya… gue salah orang lagi githu?” Rangga bingung.
“Ya iyalah, orang yang ngefans sama lo itu namanya Cinta, dia teman sebangku gue di kelas 2.2, sedangkan gue namanya Nesta, jadi jelas-jelas lo salah alamat.”
“Jadi Secret Admirernya Rangga itu namanya Cinta anak kelas 2.2 githu?” komentar Idam.
“Tau ah. Gue benci banget sama lo berdua. Ohya, ini sekalian gue kasih buat lo, isinya Chicken Teriyaki, dia bikinin spesial buat lo!” Nesta menaruh boks makanan di tangan Rangga, trus dia kabur.
“Akhirnya ketemu juga ya, Bro, sama Secret Admirer lo? Syukurlah…”
“Iya, tapi gara-gara lo, hari ini gue di tampar sama dua cewek sekaligus. Waktu gue ditampar sama Bunga, gue masih ada maaf ke elo, tapi kali ini gue nggak ikhlas, gue akan bikin perhitungan sama lo!”
“Huaaaa…. Ampun, Bro!” Idam berusaha menangkis semua pukulan yang mendarat di tubuhnya.
***
CINTA
“Ya ampun, Nes, lo kemana saja sih daritadi gue cariin juga. Tahu nggak, di kelas kita kedatangan murid baru tauk, cowok blasteran Jerman-Sunda, orangnya cuakeeeep banget, makanya gue mau pedekate sama dia,” ujar Cinta semangat.
“Trus Rangga gimana? Bukannya lo suka sama Rangga?”
“Gue sudah memutuskan untuk lupain Rangga, dia tuh dendam sama gue, katanya gara-gara gue sok misterius, dia jadi ditampar sama Bunga.”
“Beneran lo? Duuuh, gimana donk… barusan gue nampar Rangga gara-gara dia ngira gue itu elo!”
Whatz? Mati gue! Ini sih Rangga bukan dendam lagi, bisa-bisa kalau dia nemuin gue, gue bakal dibunuh…”
“Masa sih? Kok masalah lo jadi kriminal gini sih?” Nesta jadi bingung.
***
Hari Rabu Minggu Ketiga
CINTA
Setelah selesai pelajaran olahraga, Cinta dan Nesta masuk ke kelas untuk ambil baju ganti, tapi… jreng… jreng… di meja Nesta ada seikat mawar putih.
“Wah… lo punya pengagum rahasia ya, Nes? Dari siapa? Eh, itu ada suratnya! Baca donk!” Cinta tampak antusias.
Dan kemudian dibukalah surat itu…
Tuk Nesta yang cantik
Nama kamu yang mirip sama pemain bola idolaku, Alessandro Nesta, bikin aku nggak bisa melupakan kamu. Apalagi tamparan kamu yang menggetarkan itu, sampai sekarang masih terasa. Nes, mungkin sekarang aku sudah gak mau peduli lagi sama Cinta, si Mirer aku itu, karena aku dengar dia lagi pedekate sama anak baru yang bule itu dan melupakan aku. Kini, aku ingin menambatkan hati pada Nesta yang cantik. Aku tahu kamu suka sama mawar putih, makanya aku kirimin bunga mawar ini sebagai tanda awal perkenalan kita, semoga kamu mau menerimanya. From. Secred Mirer kamu.
Selesai membaca surat itu, Nesta hanya memandangi wajah Cinta dengan nanar….
***

Sebenarnya saya sebagai penulis bingung menentukan letak kesalahan dari cerpen ini sehingga dinyatakan tidak layak dimuat. Karena jujur, saya pikir cerita ini bagus. Mungkin ada teman-teman yang bisa memberi kritik dari cerpen ini?

Saya sih berharap kalau cerpen ini hanya kurang beruntung aja. Hahahaha

Sakura Matsuri @Citywalk Lippo Cikarang 2012

Bagi para pecinta kebudayaan Jepang, acara ini pasti paling ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Sakura Matsuri adalah sebuah festival tahunan yang diadakan setahun sekali (Biasanya bertepatan dengan mekarnya bunga sakura di Jepang). Acara ini berisi pertunjukan-pertunjukan budaya Jepang seperti pesta kostum Cosplay: para peserta akan meniru kostum Anime, Taiko: yaitu atraksi pemukulan drum khas Jepang, Jamisen: yaitu permainan musik tradisional Jepang, Omikoshi: yaitu tarian yang mengusung miniatur rumah kecil khas Jepang dan masih banyak lainnya. Tak hanya itu, sambil menikmati atraksi, kita dapat mengunjungi berbagai stand makanan khas Jepang dan Indonesia serta stand merchandise Jepang yang menarik dan unik yang tersebar di area tersebut

Saya pribadi baru mengenal festival ini sejak saya bekerja di sebuah perusaan Jepang. Tahun 2011 saya dibuat kerepotan karena saya dan teman-teman diminta untuk membuat kerajinan tangan dari bahan flanel untuk dijual diacara tersebut. Tapi saat itu saya nggak ikutan datang ke acara karena acaranya jauh banget di Monas dan kebetulan juga saat itu saya sedang ada keperluan.

Ini hasil karya buatan saya dan teman-teman yang siap dijual

 Tapi yang cukup menggembirakan adalah... BARANG DAGANGAN KITA LARIS MANIS! Nggak sia-sia deh usaha kita selama ini bikin kerajinan sampe banyak begindang...


Tahun 2012 tepatnya tanggal 28-29 April, kebetulan Sakura Matsuri diadakan di CityWalk Lippo Cikarang. Saya dan teman-teman diutus untuk datang ke acara itu. kita mau jualan MOCHI!


nyok atuh beli mochi sama ocha-nya
seporsi mochi dan segelas ocha dijual 8000 rupiah
Coba Mochi-nya ah...
ada parade cara pembuatan mochi-nya juga loh...

Saya sempat cicip kue mochi-nya dan ternyata nggak sesuai dengan selera saya. Rasanya terlalu manis. Begitupun saat asaya mencoba Ocha-nya. Nggak selera banget saya.

Dan gara-gara cicip-cicip Mochi yang ternyata nggak sesuai dengan selera saya itu, membuat saya jadi nggak pengen nyobain makanan jepang yang lain. Padahal banyak banget jenis makanan jepang yang dijual disana. Tapi saya dan teman-teman memilih untuk makan di MC Donald yang udah ketahuan rasanya kayak gimana.


makan di MC D CityWalk Lippo Cikarang

Nggak lupa kita foto-foto diberbagai sudut menarik... NARSIS....










Yang nggak boleh dilupakan saat datang ke acara ini adalah menulis permohonan di kertas Tanzuku dan digantung ke batang bambu. Kegiatan menulis permohonan ini biasanya dilakukan saat perayaan Tanabata, hari dimana Dewa Hikoboshi dan Dewi Orihime bertemu setiap tanggal 7 Juli. Tapi berhubung ini di Indonesia, acara nulis permohonannya dipercepat aja yah, nggak usah nunggu tanggal 7 Juli, hehehe.



Yeaaah, dua hari datang ke acara ini sangat mengesankan! Saya jadi lebih banyak tahu tentang kebudayaan Jepang yang selama ini cuma bisa saya lihat di Tivi atau baca di majalah.

Mudah-mudahan tahun depan, Di Sakura Matsuri 2013, saya bisa datang lagi. Amin... ^^